Postingan

Kepemimpinan dan Komunikasi

Gambar
T anpa komunikasi yang efektif, bagaimana mungkin seorang pemimpin bisa memimpin? Masih ada anggapan bahwa orang yang kebanyakan bicara berarti tidak bisa bekerja. “Ah, dia kan cuma ngomong doang,” begitu sayup-sayup terdengar obrolan jam makan siang rekan kerja suatu hari. Dalam hati saya membatin, “Lho, kalau bukan ngomong, tugas pemimpin emangnya ngapain lagi?” Kemampuan komunikasi, dalam hal ini berbicara, jelas bukan sekadar “cuma” bagi seorang pemimpin. Justru inilah alat utama dalam memimpin. Bagaimana mungkin tim bisa memahami isi kepala pemimpinnya bila ia tidak mampu mengomunikasikannya? Bagaimana mungkin tim bisa bergerak dengan penuh komitmen bila arah yang disampaikan pemimpin tidak jelas? Di titik inilah sering dikatakan bahwa kepemimpinan dan komunikasi tidak bisa dipisahkan. Kualitas kepemimpinan tercermin dari kualitas komunikasinya. Komunikasi yang tidak dilakukan dengan efektif justru mengarah pada miskomunikasi. Semuanya menjadi serba tidak jelas. Tim bingung, energ...

Kepemimpinan, Ide dan Eksekusi

Gambar
Ide biasa yang dieksekusi jauh lebih berarti daripada ide brilian yang hanya hidup di kepala. Itu yang saya amati dari pengalaman sejauh ini. Kepemimpinan yang berdampak bukan sekadar ditentukan oleh seberapa cemerlang ide yang muncul, melainkan seberapa konsisten ide itu dijalankan. Ide tanpa eksekusi hanyalah imajinasi. Sebaliknya, eksekusi tanpa ide hanyalah kesibukan tanpa arah. Ketika membicarakan ide, banyak orang yang begitu bersemangat menyampaikannya. Kita cukup terbiasa menghasilkan ide. Diskusi ide bahkan bisa berlarut-larut. Ide bisa muncul di mana saja: di jalan, saat rapat, di meja makan, bahkan ketika kita sedang iseng. Namun begitu masuk ke tahap eksekusi, di situlah banyak orang mulai mundur. Ide pun akhirnya menguap begitu saja. Saat awal karier, saya giat mengidentifikasi masalah lalu gencar mengemukakan ide. Ide untuk memperbaiki sesuatu. Ide untuk menyelesaikan masalah. Ide bisnis yang menurut saya mantap. Saya cukup ngotot dan dengan bangga mempresentasikannya ke ...

Kepemimpinan, Peristiwa dan Respons

Gambar
Hidup bukan ditentukan oleh peristiwa yang datang, tetapi oleh bagaimana kita merespons peristiwa itu. Begitulah setidaknya yang saya pelajari dari pengalaman. Ijinkan saya bercerita. Awal tahun 2014, saya memulai perjalanan karir dengan bergabung ke perusahaan. Sebagai lulusan kampus ternama dan punya gelar Sarjana Teknik yang mentereng, IPK yang lumayan, serta pengalaman organisasi sana-sini, saya membayangkan akan langsung mendapatkan tugas yang menantang. Dengan kompetensi dan pengalaman yang saya punya, saya merasa siap. Namun kenyataannya berbeda. Seakan semua itu tidak ada artinya, saya justru mendapat tugas “menantang” seperti mengetik surat, merapikan dan memfotokopi dokumen, mengantarkannya ke bagian terkait, hingga mengarsipkan. Beberapa kali saya bahkan ditugasi membeli dan membawakan oleh-oleh untuk tamu. Tentu rasanya frustrasi. Saat itu saya merasa kurang bermakna, bahkan merasa salah tempat. Selama enam bulan pertama, saya jalani sambil mengutuk keadaan. Sampai akhirnya...

Menulis #MenjadiPemimpin

Gambar
Belakangan muncul semacam hasrat untuk menulis lagi.  Baru sadar ternyata kebiasaan ini sudah lama ditinggalkan. Kebiasaan yang dimulai dulu saat kuliah di Jogja. Kala itu tahun 2010.  Lalu bulan lalu, tepatnya awal September 2025 kemarin, mencoba untuk memulai lagi. Menulis setiap hari. Kali ini mencoba dengan akun baru @menjadi.pemimpin di Instagram.  Saya menulis seputar pengalaman pribadi, pengembangan diri, refleksi kepemimpinan beserta dinamika yang melingkupinya. Tulisan pendek. Paling butuh 1-3 menit untuk membaca. Senang bila dapat bermanfaat untuk orang lain.  Sejauh ini baru 22 artikel. Dan sepertinya malah ketagihan.  Dalam perjalanan menulis #MenjadiPemimpin, teringat dengan blog ini. Rasanya sudah begitu lama tidak berjumpa dan menulis disini. Bahkan sebenarnya lupa. Lama tidak login dan terakhir menulis Catatan Akhir Tahun 2020 itu. Saat itu ngomongin pandemi covid. Dan sejak itu hidup kita sudah tidak sama lagi.  View this post on Insta...

Menulis Lagi

Hari ini memutuskan mulai mengaktifkan kembali blog ini yang sudah cukup lama menghilang tidak sempat diurus.  Sempat baca sekilas tulisan-tulisan lama. Ada yang langsung berhasil melempar ingatan pada kondisi saat menulis itu. Mengenang kejadian saat itu. Ada juga tulisan yang bikin geli. Agak lupa kenapa dulu menulis begitu.  Untuk sementara dibiarkan begitu saja sebagai arsip. Walau sebenarnya agak malu.  Banyak tulisan yang sebenarnya kurang berkenan. Tidak layak tayang. Heran juga dulu kenapa menulis begitu. Semoga saja itu yang namanya pertumbuhan. Kita yang sekarang, berbeda dengan kita pada sekian tahun yang lalu.  Setidaknya kita selalu berikhtiar untuk lebih baik dari diri kita kemarin.  Balik lagi. Yang penting blog ini hari ini sudah kembali lagi. Cukup lama ia mati suri.  Semoga bisa menjadi rumah segala tulisan. Mari menulis lagi.  __ Made Bhela Sanji Buana 4 Oktober 2025

Catatan Akhir Tahun 2020

Begitu malangnya nasib blog ini. Hanya diposting tulisan setahun sekali oleh pemiliknya. Itupun hanya sebuah Catatan Akhir Tahun.  Hanya sekedar catatan pribadi sebagai pengingat kisah klasik di masa depan.  Yang telah rutin ditulis sejak menutup tahun 2014 yang lalu, seperti pada link berikut: Catatan Akhir Tahun 2014 Catatan Akhir Tahun 2015 Catatan Akhir Tahun 2016 Catatan Akhir Tahun 2017 Catatan Akhir Tahun 2018 Catatan Akhir Tahun 2019 Dan sekarang tibalah saatnya untuk Catatan Akhir Tahun 2020! Work From Home (WFH) Tahun 2020 ini sedemikian aneh. Sebuah masa yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Seluruh dunia dihadapkan oleh wabah virus bernama Covid-19 yang berdampak nyaris pada semua aspek di kehidupan. Tahun yang menegangkan dan dipenuhi kebiasaan baru yang sulit terpikirkan sebelumnya. Tidak banyak hal yang bisa dilakukan di tahun 2020. Sejak pertengahan Maret 2020, semua orang menjadi #dirumahaja. Interaksi sosial dibatasi. Rencana yang telah tersusun rapi menda...